Friday, May 30, 2008

Controversial Blue Energy: President Summons Team

TEMPO Interactive, Yogyakarta: Scientists from Gadjah Mada University (UGM) rejected the idea of Blue Energy by Joko Suprapto and will meet President Susilo Bambang Yudhoyono in the state palace today. They will give a scientific explanation to the President about Blue Energy.

“It is scheduled at 1pm today,” said head of the Energy Study Center, Sudiartono, at his office yesterday. He will attend the meeting together with UGM rector, Prof. Sudjarwadi; head of Electro- Engineering Department of UGM, Tumiran; and UGM's researcher on energy technology and the nuclear reactor, Dr. Ing. Sihana.

Sudiartono met Joko Suprapto in December 2005 when Joko asked for financial support regarding blue energy development amounting to Rp3 billion to UGM's President Prof. Sofian Effendi. The project was thought to be a deception.

“I will explain this to the President,” he said.

Tumiran argued that water does not have a chemical element to be transformed into oil. Water's chemical composition is hydrogen and oxygen (H2O), while oil contains carbon (C ) and hydrogen. “It is nearly impossible to have water as an energy source,” he said.

Blue energy became controversial as it involves high rank officials. Presidential special staff, Heru Lelono, has been appointed commissioner of the company that will develop the blue energy. Heru said President Yudhoyono requests the project to be continued. “This is a logical finding, supported by oil expertise,” he told Tempo last Sunday.

State Minister of Research and Technology, Kusmayanto Kadiman, said that he does not know much about this project. He suggested to Tempo to contact Joko Suprapto and his partners that have an agreement with investors.

Director for Technology Development for Energy Resources at the Agency for the Assessment & Application of Technology (BPPT), Unggul Prayitno, said the Blue Energy concept claiming water as an alternative for oil substitution in a large amount is dubious.

BERNARDA RURIT | TITIS SETIANINGTYAS | WURAGIL

Monday, May 12, 2008

Emisi Antara Roda Dua dan Roda Empat

Saya bingung dengan kalkulasi rumit, terlalu merinci, sehingga (mungkin) lupa melihat dalam frame yang lebih besar.
Sepemahaman saya, kalkulasi atas emisi dihitung dari kinerja mesin, berapa banyak emisi yang dihasilkan untuk setiap liter, setiap menit, setiap unit atau lain sebagainya. Kalau begitu kita coba kalkulasi dengan logika sederhana.

Berapa liter pemakaian Bensin perhari untuk satu unit mobil? kita sebut X
Berapa liter pemakaian Bensin perhari untuk satu unit kendaraan bermotor (kita pakai 2T)? kita sebut Y

Logika realita X > Y
Mana mau orang berdinas mobil diberi ongkos bensin motor

Kemudian berapa banyak ruang/tempat yang diambil oleh satu unit mobil? kita sebut X
dan Berapa banyak ruang/tempat yang diambil oleh satu unit motor? kita sebut Y

Logika realita X > Y

kan bayar parkirnya lebih mahal

Jalanan semakin macet karena penuh dengan antrian mobil berawak minimalis (2 Penumpang cukup), sehingga CO (carbonmonoksida) yang tidak berbau, pastinya semakin banyak di jalanan akibat kinerja mesin yang sedikit meleset.

Lalu dimana logika tentang Emisi diimplementasikan?


[ A.Arifianto ]

Selisih Harga BBM Indonesia

[ Harga BBM RI Mei 2008 ]

Berapa harga Minyak Tanah tanya saya? Rp.4.200,-
Berapa harga Premium? Rp. 4.500,-
Kalau Solar? Rp. 4.300,-
Kalau begitu tolong lihat harga minyak di Amerika/US dibawah ini




Silakan kalkulasi berapa negara merugi jika, pada tahun 2004 di Blueprint PEN (Pengembangan Energi Nasional) dalam satu hari Negara mengimpor 487.000 Barel.

Dengan pertumbuhan iklim investasi dan penjualan produk kendaraan bermotor, bukan hanya kendaraan roda dua, maka secara logika sederhana kebutuhan akan BBM meningkat drastis.

Jikalau begitu bagaimana dengan kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM?

[ A.Arifianto ]

Cek Harga Minyak Terbaru

Energi Indonesia Blog menyediakan pemantauan Harga Minyak Dunia terbaru, silakan melihat panel sebelah kiri.
Pantau terus harga Minyak Dunia di Blog ini.

Wednesday, May 7, 2008

Harga BBM akan Naik Terbatas

[ Republika ]

Subsidi BBM hanya untuk warga tak mampu.

JAKARTA--Pemerintah akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi secara terbatas. Pengumuman kenaikan itu akan diputuskan bersamaan dengan program kompensasi bagi masyarakat yang paling rawan terdampak kebijakan tersebut.

''Melihat situasi sekarang ini, pemerintah menyiapkan suatu kebijakan dengan tujuan untuk mengamankan APBN 2008-2009 dengan fokus pada subsidi BBM dan listrik,'' kata Menko Perekonomian, Boediono, usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (5/4).

Paket mekanisme penghematan energi dan konsumsi BBM yang ada saat ini, seperti konversi minyak tanah ke elpiji, pengenaan tarif insentif disinsentif, dan kartu kendali minyak tanah, dirasa belum cukup. Demikian pula, dengan rencana penerapan smart card.

Karena itu, perlu pelaksanaan dua elemen tambahan yang saling terkait. ''Elemen itu adalah kenaikan BBM bersubsidi secara terbatas yang masih bisa ditanggung masyarakat, sekaligus memberikan kompensasi kepada mereka yang berpenghasilan rendah dan miskin,'' papar Boediono.

Berapa besaran kenaikan dan kapan mulai berlaku, Boediono enggan membeberkan dengan dalih masih dibahas teknisnya. ''Kita tak bisa sampaikan (kenaikannya) kapan, tapi arahnya ke sana.''

Menkeu, Sri Mulyani, menjanjikan kenaikan itu diumumkan tak lama lagi agar tidak memperpanjang ketidakpastian. Pemerintah, lanjut Menkeu, justru ingin memberi sinyal bahwa subsidi hanya untuk warga tak mampu dengan menaikkan harga BBM secara terbatas.

''Ini penting agar seluruh pelaku ekonomi melihat APBN kita memiliki kepastian.'' Menkeu juga menegaskan bahwa kisaran kenaikan BBM masih bisa ditanggung masyarakat dan pelaku ekonomi.

Kenaikan harga BBM itu, jelas Menneg PPN/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta, terkait langsung dengan program kompensasi. ''Itu hanya realokasi,'' katanya.

Pemerintah perlu waktu sebelum mengumumkan, kata Paskah, selain untuk mendapatkan perhitungan yang tepat, juga perlu berkonsultasi dengan DPR. ''Masyarakat juga dipersiapkan menghadapi kenaikan tersebut.''

Mengantisipasi kenaikan harga BBM itu, Sekretaris Utama Bappenas, Syahrial Loetan, menjelaskan pemerintah akan mengamankan 19,1 juta keluarga atau sekitar 50 juta jiwa (16-17 persen) penduduk miskin melalui program bantuan langsung tunai (BLT).

Namun, BLT itu akan diberikan selektif, hanya kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. ''Yang diberi adalah mereka yang sudah tak bisa lagi dikasih pancing.''

Presiden minta dukungan
Sebelumnya, saat jamuan makan siang dengan pimpinan media massa, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta dukungan semua pihak untuk bersama mengatasi krisis dan masalah yang sedang dihadapi bangsa. ''Saya syukuri adalah komitmen bersama merapatkan barisan mengatasi masalah ini,'' kata Presiden.

Menurut Presiden, tahapan sekarang bukan lagi membahas harga BBM naik atau tidak, tapi bagaimana imbas kenaikan 20-30 persen terhadap berbagai komoditas, termasuk instrumen untuk melindungi masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah.

''Itu kita hitung secara cermat. Mudah-mudahan tidak terlalu lama, sehingga bisa memberikan jaminan kepada pasar bahwa kebijakan kita tepat dan dalam waktu yang tepat. Jadi, tak sekadar menaikkan harga,'' jelas Presiden.

( wed/djo/una/evy )

Ketua DPR: Jangan Pakai Opsi Terakhir

[ Republika ]

JAKARTA--Ketua DPR, Agung Laksono, tak setuju harga BBM bersubsidi dinaikkan. Kebijakan itu dinilainya hanya membebani rakyat berpenghasilan rendah, seperti pegawai negeri dan karyawan perusahaan kecil. ''Kondisi rakyat sudah sangat parah,'' kata Agung, Senin (5/4).

Apalagi, katanya, alternatif lain masih bisa dijalankan ketimbang menaikkan harga BBM bersubsidi, seperti penjadwalan utang luar negeri. ''Sebaiknya, jangan dipakai opsi terakhir itu,'' pintanya.

Sementara itu, kenaikan harga BBM secara terbatas, menurut Ketua Komite Tetap Moneter dan Fiskal Kadin, Bambang Soesatyo, sudah diantisipasi pelaku usaha. ''Bahkan, kita tadinya berharap rapat kabinet terbatas sudah bisa memutuskan besaran kenaikan dan kapan diberlakukan, tapi ternyata masih diambangkan.''

Mengenai besarannya, Bambang menyerahkan ke pemerintah. Hanya, katanya, jika kenaikan harga BBM jauh di atas 10-30 persen, dampaknya terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah sangat besar.

Sumber Republika di pemerintahan menyebutkan bahwa ada tiga langkah tambahan pengamanan APBN, yakni perluasan smart card, subsidi terbatas, dan kenaikan harga BBM. Smart card adalah bagian dari program penghematan konsumsi BBM bersubsidi.

Sedangkan, subsidi terbatas merupakan program penghematan BBM bersubsidi yang hanya diberikan untuk kendaraan umum dan sepeda motor. Sementara itu, untuk kenaikan harga BBM, skenario kenaikannya rata-rata 28,7 persen.

Prediksi Kenaikan Harga BBM
Premium / Rp 4.500 / Rp 6.000
Solar / Rp 4.300 / Rp 5.500
Minyak Tanah / Rp 2.000 / Rp 2.500
Kenaikan rata-rata 28,7 persen.

(evy/dsy/wed )